Artikel Teknologi Informasi
Teknologi Informasi Implikasinya
Bagi Teknologi Pendidikan
Oleh : Lilis Nurwati
Pasca Sarjana STKIP Garut
Perkembangan Teknologi Informasi
yang begitu mendesak telah menstransformasikan konsep pendidikan berbasis
komputer (Computer Based Education-CBE) menjadi pendidikan berbasis Teknologi
Informasi. Teknologi informasi dapat mengintegrasikan komputer, dan internet
maupun sarana sistem informasi lainnya menjadi alat yang memberdayakan proses
belajar mengajar lebih kreatif dan kompetitif.
Penggunaan Teknologi Informasi bagi dunia
pendidikan akan menggeser sifat introvet universitas (conventional university)
menjadi ekstrovet yang lebih proaktif. Demikian halnya dengan unit satuan
pendidikan yang lebih kecil misalnya Fakultas, Jurusan, Prodi bahkan terhadap
diri dosen dan mahasiswa.
Media dan teknologi dalam dunia pendidikan
berkembang seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi. Dalam pndidikan
terdapat 5 elemen media yang penting yaitu; direct human contact (face to
face), teks (termasuk grafik), audio, video dan komputasi.
Program studi teknologi
pendidikan yang banyak bersentuhan dengan usaha melakukan inovasi dan cara-cara
baru dalam peningkatan efektifitas pembelajaran akan sangat dipengaruhi oleh
perkembangan teknologi informasi termasuk komputer. Merefleksikan perkembangan
penggunaan teknologi sejak tahun 1980 terus berkembang seperti DVD (Digital
Video Disc), video conferencing, electronic mail, computer conferencing,
computer base multimedia, remote interactives data bases dan sebagainya.
Program studi Teknologi Pendidikan memandang pentingnya pengintegrasian mata
kuliah berbasis komputer ke dalam kurikulum terbarunya. Komputer memiliki nilai
strategis dan berpengaruh terhadap semua alat dan media dalam pembelajaran baik
audio maupun video.
Kampus Modern Berbasis Teknologi
Informasi : What needed?
Keunggulan penguasaan teknologi
informasi bagi mahasiswa memiliki konsekuensi logis adanya dukungan kebijakan,
komitmen tinggi dan pandangan visioner dari semua pihak . Kebijakan hendaknya
diorientasikan bagi usaha pengembangan SDM unggul di bidang Iptek. Komitmen
didasari bahwa teknologi adalah mahal tetapi anggapan ini tidak selamanya
benar. Pembangunan fisik sebenarnya terkadang menjadi lebih mahal karena
memerlukan biaya perawatan yang besar. Pembangunan berorientasi fisik pada
lembaga pendidikan tinggi biasanya didasari alasan-alasan klasik keterbatasan
ruang kelas bagi pelaksanaan pembelajaran kelas konvensional. Tidakkah disadari
ke depan bahwapembelajaran tatap muka konvensional akan semakin berkurang
tergantikan pembelajaran yang lebih terdesentralisasikan melalui CD interaktif,
web base dan perangkat teknologi informasi lainnya. Bukankah perlu ada
pembangunan diorientasikan untuk peningkatan saranan TI seperti belanja
software dan hardware yang up to date? Inilah yang memerlukan pandangan jauh ke
depan bahwa eksistensi mahasiswa ke depan akan sangat ditentukan apakah yang
dikuasai sekarang dapat membantu kemampuan belajarnya di masa datang?
Refleksi Pembelajaran Komputer
Di Fakultas Ilmu Pendidikan
telah tersedia laboratorium komputer yang dari sisi kuantitas memang belum
memenuhi rasio kebutuhan pembelajaran per individu mahasiswa yang rata-rata
jumlah setiap kelas 30 sementara jumlah komputer sekitar 20 buah. Tidak semua
komputer bisa digunakan karena ada satu dua yang terkadang mengalami error.
Sistem jaringan LAN agaknya kurang efektif, di mana penggunaan software baru
yang memerlukan instalasi harus dilakukan berulang atas setiap komputer karena
software master pada server tidak bisa diakses untuk instalasi oleh setiap
user. Tersedianya teknisi khusus yang menangani laboratorium komputer menjadi
kebutuhan mendesak dan harus bersifat full timer. Teknisi tidak hanya bersifat
menangani kerusakan tetapi juga mengelola, menilai dan melakukan envisioning
berbagai software dan hardware di masa mendatang. Pembelajaran komputer
memerlukan praktek dan latihan sehingga diperlukan waktu yang cukup dan
memerlukan aspek visualisasi dalam memberikan contoh-contoh dalam mengeksekusi
perintah dalam program tertentu. Hal ini akan mudah dilakukan jika tersedia sebuah
LCD sehingga semua mahasiswa dapat mengikuti visualisasi interface yang sama
sekaligus melakukan praktek. Sangat tidak efektif apabila harus dilakukan
supervisi kepada setiap individu.