Kamis, 20 September 2012

Tugas PTI ke-11 (multimedia Interaktif)




MULTIMEDIA INTERAKTIF
Oleh : Lilis Nurwati
11867007

A.      PENDAHULUAN
Strategi peningkatn kualitas pembelajaran dilakukan dengan berbagai strategi antara lain melalui pembelajaran brrbasis pemanfaatan Information and Communication Technology (ICT) dengan bersandar pada penguasaan kompetensi (competency based learning). Pelaksanaan strategi tersebut dilakukan melalui (1) penataan kurikulum; (2) penyusunan bahan ajar/modul; (3) penyusunan standar pelayanan minimal (delivery sistem); (4) penyelenggaraan pembelajaran berbasis produksi (production based learning); (5) pengembangan prosedur penilaian berbasis ICT yang bersandar pada kompetensi (competency based assessment).
Pendekatan pembelajaran dengan pemanfaatan ICT salah satunya adalah melalui sistem modul interaktif berbasis komputer. Modul ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secarra mandiri sesuai dengan percepatan pembelajaran masing-masing. Modul sebagai alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Penyusunan bahan ajar atau modul berdasarkan hasil analisis kompetensi, agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien. Dalam banyak hal, bahan ajar atau modul yang disusun secara manual tidak mampu mengatasi permasalahan belajar yang dihadapi peserta didik untuk secara mudah dan cepat untuk mencapai kompetensi yang ingin dicapai, untuk itu perlu dikembangkan alternatif bahan ajar atau modul yang mengakomodasi kebutuhan belajar siswanya.
Modul Multimedia Interaktif merupakan alat atau sarana yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis  dan menarik untuk mencapai kompetensi/subkompetensi mata kuliah yang diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar bertujuan:
(1)   Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis;
(2)   Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera  para siswa;
(3)   Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti: meningkatkan motivasi dan gairah belajar para siswa untuk menguasai materi pelajaran secara utuh, mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya terutama bahan ajar yang berbasis ICT, memungkinkan siswa belajar secara mandiri sesuai kemampuan dan minatnya. Dan memungkinkan para siswa untuk dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
Pembelajaran berbantuan komputer juga dapat mengatasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
§  Terbatasnya waktu yang tersedia bagi siswa   untuk berrkonsultasi dengan guru mengenai materi pelajaran dalam kegiatan belajar mengajar di kelas.
§  Jumlah siswa yang terlalu banyak menyebabkan kurang tersedianya komentar atau jawaban yang cukup jelas dari guru atas pertanyaan yang diajukan oleh siswa secara individual.
§  Tidak tersedianya bantuan secara langsung dari guru kepada siswa yang sedang menghadapi masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran.
§  Jumlah siswa yang banyak memiliki kecendeerungan terjadinya lagiasi atau penjiplakan oleh siswa pada saat mereka dihadapkan pada suatu masalah yang menuntut mereka menyelesaikan secarra individual.
§  Kurangnya kegiatan praktek langsung yang dapat mengasah keterampilan siswa.
§  Menjembatani keterbatasan guru sebagai tenaga pengajar yang mengalami hambatan untuk datang dan mengajar sebagaimana mestinya atau jam mengajar sangat padat sehingga kegiatan pembelajaran tidak  dapat dilakukan secarra konvensional.
Terdapat beberapa hasil penelitian yang menggambarkan pengaruh penggunaan multimedia  interaktif terhadap belajar dan motivasi siswa, diantaranya: (1) Homsyer (1970) melakukan penelitian dengan memberikan dua perlakuan yang berbeda terhadap siswa, kelas yang belajar dengan menggunakan komputer atau computer assissted instruction (CAI) dibandingkan dengan kelas yang menggunakan tatap muka. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi penghematan waktu yang signifikan siswa yang menggunakan program komputer dapat menyelesaikan pelajaran rata-rata 13,75 jam sedangkan kelompok yang menggunakan tatap muka memerlukan waktu 24 jam. (2) Lebih dari 560 siswa sekolah menengah yang mnggunakan program komputer “Enviro Quest” dan ROD-CD hasil yang ditunjukkan adalah  93% siswa menemukan tujuannya setelah mempelajari program tersebut, lebih dari 40% menyatakan menyenangi mempelajari materi Enviromental Career menggunakan program komputer, 70% menyatakan memperoleh banyak pengetahuan dan 97% menyatakan menyenangi program komputer tersebut.

B.       KARAKTERISTIK MULTIMEDIA INTERAKTIF
Menghasilkan multimedia interaktif yang mampu meningkatkan motivasi dan efektifitas hasil belajar bagi penggunaannya, maka dalam pengembangan multimedia interaktif harus memperhatikan karakteristik sebagai berikut:
1.        Self Instructional
Melalui modul tersebut seseorrang atau peserta diklat mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Sesuai dengan tujuan modul  adalah agar  peserta didik  mampu belajar mandiri. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka modul  harus:
a.       Terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan akhr maupun tujuan antara;
b.      Terdapat materi pembelajaran yang dikemas ke dalam unit-unit/kegiatan spesifik sehingga memudahkan peserta diklat belajar secara tuntas;
c.       Tersedia contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;
d.      Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan peserta diklat memberikan respon dan mengukur penguasaannya;
e.       Kontekstual yaitu matri-materi yang disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkkungan mahasiswa;
f.       Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;
g.      Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h.      Terdapat instrumen penilaian/assessment yang memungkinkan mahasiswa melakukan ‘self  assessment’;
i.        Terdapat instrumen yang dapat digunakan menetapkan tingkat penguasaan materi untuk menetapkan kegiatan belajar selanjutnya;
j.        Tersedia informasi tentang rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran yang dimaksud.

2.        Self Contained
Self contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari sattu kompetensi atau subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta diklat mempelajari materi pembelajaran secara  tuntas, karena maeri dikemaske dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi dari satu kompetensi/subkompetensi harus dilakukan dengan hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi/subkompetensi yang harus dikuasai oleh peserta diklat.

3.        Stand Alone (Berdiri Sendiri)
Stand alone atau berdiri sendiri yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama  dengan bahan ajar lain. Dengan menggunakan modul, peserta diklat tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan atau mengerjakan tugas pada modul  tersebut. Jika peserta diklat masih menggunakan dan bergantung pada bahan ajar lain selain modul  yang digunakan tersebut, maka bahan ajar terseebut tidak dikategorikan sebagai modul yang berdiri sendiri.

4.        Adaptif
Modul hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan di berbagai  tempat. Modul yang adaptif adalah jika isi materi pembelajaran dan perangkat lunaknya dapat digunakan ssampai dengan kurun waktu tertentu.

5.        User friendly
Modul hendaknya juga memenuhi kaidah ‘user friendly’ atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user  friendly.

6.        Representasi Isi
Pembelajaran interaktif berbasis  Web tidak sekedar memindahkan teks dalam buku, atau modul menjadi Pembelajaran interaktif berbasis Web, tetapi materi diseleksi yang betul-betul  representatif untuk  dibuat Pembelajaran interaktif  berbasis Web. Misalnya khusus materi yang perlu terdapat unsur animasi, video, simulasi, demonstrasi dan games, siswa tidak hanya membaca  teks tetapi   juga melihat animasi tentang sebuah proses menyerupai proses yang sebenarnya, sehingga mempermudah pemahaman dengan biaya yang realtif lebih rendah dibanding langsung pada objek nyata.

7.        Visualisasi dengan Multimedia (Video, Animasi, Suara, Teks, Gambar)
Materi dikemas secara  multimedia terdapat di  dalamnya teks, animasi, sound dan video sesuai  tuntutan materi. Teknologi 2D dan 3D dengan kombinasi teks akan mendominasi kemasan materi, hal ini cukup efektif  untuk  mengajarkan materi-materi yang sifatnya aplikatif, berproses, sulit terjangkau, berbahaya apabila langsung dipraktekan,  memiliki tingkat keakurasian tinggi. Misalnya proses perakitan mesin, proses terjadinya hujan, proses peredarran darah pada tubuh, perubahan wujud benda dll dengan logika yang sama dapat  dibuat dengan teknologi animasi.

8.        Menggunakan Variasi yang Menarik dan Kualitas Resolusi yang Tinggi
Tampilan berupa  template dibuat dengan Teknologi  Rekayasa Digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spec sistem komputer. Tampilan yang menarik dengan memperbanyak image dan objek sesuai dengan tuntutan materi, akan meningkatkan ketertarikan siswa terhadap materi pengajaran, tidak membuat jenuh, bahkan menyenangkan. Penggunaan template banyak warna untuk  siswa pra-sekolah dan SD cenderung lebih disukai sesuai  dengan tingkat perkembangannya.

9.        Tipe-tipe Pembelajaran yang Bervariasi
Kami juga menawarkan variasi type pembelajaran sesuai dengan kajian teori dalam “Computer Based Instruction” atau CBI, yakni 4 type pembelajaran: (1) Tipe Pembelajaran Tutorial, (2) Tipe Pembelajaran Simulasi, (3) Tipe Pembelajaran Permainan/Games, ($) Tipe Pembelajaran Latihan (Drills). Penggunaan tipe ini dapat dirancang secara terpisah atau kolaboratif di antara ketiganya, disesuaikan dengan tuntutan materi dan permintaan pembuatan.

10.     Respon Pembelajaran dan Penguatan
Pembelajaran interaktif berbasis Web memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan oleh siswa  pada  saat mengoperasikan program. Komputer telah diprogram dengan menyediakan data based terhadap kemungkinan jawaban yang diberikan oleh siswa. Selain itu setiap respon dimungkinkan untuk diberikan penguatan (reinforcemen) secara otomatis yang telah terprogram, penguatan terhadap jawaban benar dan salah dari siswa. Reinforcemen diberikan untuk meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa pada program.

11.     Dapat digunakan Secara Klasikal atau Individual
Pembelajaran interaktif berbasis Web dapat digunakan oleh siswa secara individual, tidak hanya dalam setting sekolah, tetapi juga di rumah,. Materi dapat diulang-ulang sesuai kehendak siswa. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa mks. 50 orang di ruang komputer, atau kelas biasa, dapat dipandu oleh dosen atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia program.

C.       KEUNGGULAN MULTIMEDIA INTERAKTIF
Proses pengembangan multimedia interaktif perlu dilakukan mengingat terdapat beberapa keunggulan dari media ini, dibandingkan dengan media yang lainnya.

1.        Daya Coba Tinggi dan Latihan
Melalui penggunaan modul media  interaktif, memungkinkan peserta didik (pengguna modul) untuk melakukan kegiatan interaktif dengan software, yang (merangsang) untuk menumbuhkan sifat keingintahuan peserta diklat (pengguna modul), melalui kegiatan mencoba beberapa kemungkinan yang dirancang sedemikian rupa, dan menumbuhkan rasa ingin mempelajari modul lebih lanjut.
Untuk pemahaman informasi yang membutuhkan banyak latihan dalam memahami konsep (contoh: pembuktian dalil phitagoras, pembuktian pertumbuhan tanaman dengan penggunaan variasi pupuk, dll)


2.        Menumbuhkan Kreatifitas Mahasiswa
Rancangan isi desain modul multimedia interaktif, memberi peluang untuk menumbuhkan kreatifitas peserta  diklat melalui kegiatan-kegiatan belajar dengan menggunakan modul multimedia interaktif.

3.        Visualisasi Informasi/Proses yang Bersifat Abstrak (Tidak Kasat Mata)
Rancangan isi dan desain modul multimedia interaktif, merupakan visualisasi informasi/proses yang cenderung abstrak (tidak kasat mata), jika ditampilkan melalui modul multimedia interaktif, akan memudahkan peserta memahaminya. (contoh; proses pmbuahan hingga terjadinya bakal biji, penyebaran beban yang terjadi pada balok, dll).

4.        Mengatasi Keterrbatassan Ruang dan Waktu
Rancangan isi dan desain modul multimedia interaktif, merupakan tampilan (tayangan):
§ Informasi/proses yang membutuhkan waktu yang lama dan khusus, untuk mengamati secara konkrit, yang tidak dapat dilakukan pada waktu jam belajar (contoh; proses perkecambahan benih,  proses mutasi hewan, dll).
§ Informasi/proses yang membutuhkan ruang (tempat dan peralatan) khuusus dalam mempelajari suatu kompetensi/subkompetensi, yang tidak dapat dilakukan pada waktu belajar karena akan membutuhkan biaya yang mahal (contoh; pengoperasian pesawat udara, proses produksi semen protland, dll).

5.        Ada Stimulus – Respon
Rancangan isi dan desain modul multimedia interaktif, memberikan respon (umpan balik) secarra langsung terhadap stimulus yang diberikan peserta diklat, sehingga peserta mendapatkan kejelasan dan kebenaran/kepastian akan hasil yang dipelajari secara cepat.

6.        Meningkatkan Motivasi Bbelajar Peserta Diklat
Rancangan isi dan desain modul multimedia interaktif (teks, grafis,animasi, dan audio) yang serasi, dapat menumbuhkan motivasi belajar peserta diklat.

7.        Visualisasi Relevan dengan Materi
Rancangan visual yang terdapat dalam multimedia interaktif, harus relevan dan mendukung sepenuhnya terhadap materi pembelajaran yang sedang dipelajari.

8.        Perbandingan; Teks, Visual (Grafis, Video,/Film, Animasi) dan Audio
Rancangan isi dan desain modul multimedia interaktif, mengandung unsur; teks, visual (grafis, video/film, animasi) dan audio dengan perrbandingan (7%, 55%, 38%), dimaksudkan bahwa dalam modul multimedia interraktif lebih dominan unsur visual, kemudian audio, dan teks yang paling minim.

9.        Kemasan Modul Multimedia Interaktif
Software modul dikemas dalam bentuk CD, dengan spesifikasi komputer Pentium III, window 95 dan berbasis web, dimaksudkan agar modul multimedia interaktif dapat  digunakan di sekolah dengan kemampuan komputer yang dimiliki, dan akan dimanfaatkan sebagai bahan yang akan diakses ke internet.
(Sumber: Buku Media  Pembelajaran, Karangan: Drs. Rudi Susilana, M.Si. Dan  Cepi Riyana, M.Pd.)





Tidak ada komentar:

Posting Komentar