MULTIMEDIA
INTERAKTIF
Oleh
: Lilis Nurwati
11867007
A.
PENDAHULUAN
Strategi
peningkatn kualitas pembelajaran dilakukan dengan berbagai strategi antara lain
melalui pembelajaran brrbasis pemanfaatan
Information and Communication Technology (ICT) dengan bersandar pada
penguasaan kompetensi (competency based
learning). Pelaksanaan strategi tersebut dilakukan melalui (1) penataan
kurikulum; (2) penyusunan bahan ajar/modul; (3) penyusunan standar pelayanan
minimal (delivery sistem); (4)
penyelenggaraan pembelajaran berbasis produksi (production based learning); (5) pengembangan prosedur penilaian
berbasis ICT yang bersandar pada kompetensi (competency
based assessment).
Pendekatan
pembelajaran dengan pemanfaatan ICT salah satunya adalah melalui sistem modul
interaktif berbasis komputer. Modul ini memberikan kesempatan kepada siswa
untuk belajar secarra mandiri sesuai dengan percepatan pembelajaran
masing-masing. Modul sebagai alat atau sarana pembelajaran yang berisi materi,
metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang secara sistematis
dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
Penyusunan
bahan ajar atau modul berdasarkan hasil analisis kompetensi, agar peserta didik
dapat belajar secara efektif dan efisien. Dalam banyak hal, bahan ajar atau
modul yang disusun secara manual tidak mampu mengatasi permasalahan belajar
yang dihadapi peserta didik untuk secara mudah dan cepat untuk mencapai
kompetensi yang ingin dicapai, untuk itu perlu dikembangkan alternatif bahan
ajar atau modul yang mengakomodasi kebutuhan belajar siswanya.
Modul
Multimedia Interaktif merupakan alat
atau sarana yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi
yang dirancang secara sistematis dan
menarik untuk mencapai kompetensi/subkompetensi mata kuliah yang diharapkan
sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.
Multimedia Interaktif
sebagai bahan ajar bertujuan:
(1) Memperjelas
dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis;
(2) Mengatasi
keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera
para siswa;
(3) Dapat
digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti: meningkatkan motivasi dan
gairah belajar para siswa untuk menguasai materi pelajaran secara utuh,
mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan lingkungan dan
sumber belajar lainnya terutama bahan ajar yang berbasis ICT, memungkinkan
siswa belajar secara mandiri sesuai kemampuan dan minatnya. Dan memungkinkan
para siswa untuk dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.
Pembelajaran
berbantuan komputer juga dapat mengatasi permasalahan-permasalahan sebagai
berikut:
§ Terbatasnya
waktu yang tersedia bagi siswa untuk
berrkonsultasi dengan guru mengenai materi pelajaran dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas.
§ Jumlah
siswa yang terlalu banyak menyebabkan kurang tersedianya komentar atau jawaban
yang cukup jelas dari guru atas pertanyaan yang diajukan oleh siswa secara
individual.
§ Tidak
tersedianya bantuan secara langsung dari guru kepada siswa yang sedang
menghadapi masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran.
§ Jumlah
siswa yang banyak memiliki kecendeerungan terjadinya lagiasi atau penjiplakan
oleh siswa pada saat mereka dihadapkan pada suatu masalah yang menuntut mereka
menyelesaikan secarra individual.
§ Kurangnya
kegiatan praktek langsung yang dapat mengasah keterampilan siswa.
§ Menjembatani
keterbatasan guru sebagai tenaga pengajar yang mengalami hambatan untuk datang
dan mengajar sebagaimana mestinya atau jam mengajar sangat padat sehingga
kegiatan pembelajaran tidak dapat
dilakukan secarra konvensional.
Terdapat beberapa hasil penelitian yang
menggambarkan pengaruh penggunaan multimedia interaktif terhadap belajar dan motivasi
siswa, diantaranya: (1) Homsyer (1970) melakukan penelitian dengan memberikan
dua perlakuan yang berbeda terhadap siswa, kelas yang belajar dengan
menggunakan komputer atau computer assissted
instruction (CAI) dibandingkan dengan kelas yang menggunakan tatap muka.
Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi penghematan waktu yang signifikan siswa yang
menggunakan program komputer dapat menyelesaikan pelajaran rata-rata 13,75 jam
sedangkan kelompok yang menggunakan tatap muka memerlukan waktu 24 jam. (2)
Lebih dari 560 siswa sekolah menengah yang mnggunakan program komputer “Enviro
Quest” dan ROD-CD hasil yang ditunjukkan adalah
93% siswa menemukan tujuannya setelah mempelajari program tersebut,
lebih dari 40% menyatakan menyenangi mempelajari materi Enviromental Career
menggunakan program komputer, 70% menyatakan memperoleh banyak pengetahuan dan
97% menyatakan menyenangi program komputer tersebut.
B.
KARAKTERISTIK
MULTIMEDIA INTERAKTIF
Menghasilkan multimedia interaktif yang mampu
meningkatkan motivasi dan efektifitas hasil belajar bagi penggunaannya, maka
dalam pengembangan multimedia interaktif
harus memperhatikan karakteristik sebagai berikut:
1.
Self Instructional
Melalui
modul tersebut seseorrang atau peserta diklat mampu membelajarkan diri sendiri,
tidak tergantung pada pihak lain. Sesuai dengan tujuan modul adalah agar
peserta didik mampu belajar
mandiri. Untuk memenuhi karakter self
instructional, maka modul harus:
a.
Terdapat tujuan yang dirumuskan dengan
jelas, baik tujuan akhr maupun tujuan antara;
b.
Terdapat materi pembelajaran yang
dikemas ke dalam unit-unit/kegiatan spesifik sehingga memudahkan peserta diklat
belajar secara tuntas;
c.
Tersedia contoh dan ilustrasi yang
mendukung kejelasan pemaparan materi pembelajaran;
d.
Terdapat soal-soal latihan, tugas dan
sejenisnya yang memungkinkan peserta diklat memberikan respon dan mengukur
penguasaannya;
e.
Kontekstual yaitu matri-materi yang
disajikan terkait dengan suasana atau konteks tugas dan lingkkungan mahasiswa;
f.
Menggunakan bahasa yang sederhana dan
komunikatif;
g.
Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h.
Terdapat instrumen penilaian/assessment yang memungkinkan mahasiswa
melakukan ‘self assessment’;
i.
Terdapat instrumen yang dapat digunakan
menetapkan tingkat penguasaan materi untuk menetapkan kegiatan belajar
selanjutnya;
j.
Tersedia informasi tentang
rujukan/pengayaan/referensi yang mendukung materi pembelajaran yang dimaksud.
2.
Self Contained
Self
contained yaitu seluruh materi pembelajaran dari sattu kompetensi atau
subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu modul secara utuh. Tujuan
dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta diklat mempelajari materi
pembelajaran secara tuntas, karena maeri
dikemaske dalam satu kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau
pemisahan materi dari satu kompetensi/subkompetensi harus dilakukan dengan
hati-hati dan memperhatikan keluasan kompetensi/subkompetensi yang harus
dikuasai oleh peserta diklat.
3.
Stand Alone (Berdiri Sendiri)
Stand alone
atau berdiri sendiri yaitu modul yang dikembangkan tidak tergantung pada bahan
ajar lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan bahan ajar lain. Dengan menggunakan
modul, peserta diklat tidak perlu bahan ajar yang lain untuk mempelajari dan
atau mengerjakan tugas pada modul
tersebut. Jika peserta diklat masih menggunakan dan bergantung pada
bahan ajar lain selain modul yang
digunakan tersebut, maka bahan ajar terseebut tidak dikategorikan sebagai modul
yang berdiri sendiri.
4.
Adaptif
Modul
hendaknya memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan
teknologi. Dikatakan adaptif jika modul tersebut dapat menyesuaikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta fleksibel digunakan di
berbagai tempat. Modul yang adaptif
adalah jika isi materi pembelajaran dan perangkat lunaknya dapat digunakan
ssampai dengan kurun waktu tertentu.
5.
User friendly
Modul
hendaknya juga memenuhi kaidah ‘user
friendly’ atau bersahabat/akrab dengan pemakainya. Setiap instruksi dan
paparan informasi yang tampil bersifat membantu dan bersahabat dengan
pemakainya, termasuk kemudahan pemakai dalam merespon, mengakses sesuai dengan
keinginan. Penggunaan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti serta menggunakan
istilah yang umum digunakan merupakan salah satu bentuk user friendly.
6.
Representasi Isi
Pembelajaran
interaktif berbasis Web tidak sekedar
memindahkan teks dalam buku, atau modul menjadi Pembelajaran interaktif berbasis
Web, tetapi materi diseleksi yang betul-betul
representatif untuk dibuat
Pembelajaran interaktif berbasis Web.
Misalnya khusus materi yang perlu terdapat unsur animasi, video, simulasi,
demonstrasi dan games, siswa tidak hanya membaca teks tetapi
juga melihat animasi tentang sebuah proses menyerupai proses yang
sebenarnya, sehingga mempermudah pemahaman dengan biaya yang realtif lebih
rendah dibanding langsung pada objek nyata.
7.
Visualisasi dengan Multimedia
(Video, Animasi, Suara, Teks, Gambar)
Materi
dikemas secara multimedia terdapat di
dalamnya teks, animasi, sound
dan video sesuai tuntutan materi.
Teknologi 2D dan 3D dengan kombinasi teks akan mendominasi kemasan materi, hal
ini cukup efektif untuk mengajarkan materi-materi yang sifatnya aplikatif,
berproses, sulit terjangkau, berbahaya apabila langsung dipraktekan, memiliki tingkat keakurasian tinggi. Misalnya
proses perakitan mesin, proses terjadinya hujan, proses peredarran darah pada
tubuh, perubahan wujud benda dll dengan logika yang sama dapat dibuat dengan teknologi animasi.
8.
Menggunakan Variasi yang Menarik
dan Kualitas Resolusi yang Tinggi
Tampilan
berupa template dibuat dengan Teknologi
Rekayasa Digital dengan resolusi tinggi tetapi support untuk setiap spec
sistem komputer. Tampilan yang menarik dengan memperbanyak image dan objek sesuai dengan tuntutan materi, akan meningkatkan
ketertarikan siswa terhadap materi pengajaran, tidak membuat jenuh, bahkan
menyenangkan. Penggunaan template
banyak warna untuk siswa pra-sekolah dan
SD cenderung lebih disukai sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
9.
Tipe-tipe Pembelajaran yang
Bervariasi
Kami
juga menawarkan variasi type
pembelajaran sesuai dengan kajian teori dalam “Computer Based Instruction” atau CBI, yakni 4 type pembelajaran:
(1) Tipe Pembelajaran Tutorial, (2) Tipe Pembelajaran Simulasi, (3) Tipe
Pembelajaran Permainan/Games, ($) Tipe Pembelajaran Latihan (Drills).
Penggunaan tipe ini dapat dirancang secara terpisah atau kolaboratif di antara
ketiganya, disesuaikan dengan tuntutan materi dan permintaan pembuatan.
10.
Respon Pembelajaran dan Penguatan
Pembelajaran
interaktif berbasis Web memberikan respon terhadap stimulus yang diberikan oleh
siswa pada saat mengoperasikan program. Komputer telah
diprogram dengan menyediakan data based terhadap kemungkinan jawaban yang
diberikan oleh siswa. Selain itu setiap respon dimungkinkan untuk diberikan
penguatan (reinforcemen) secara
otomatis yang telah terprogram, penguatan terhadap jawaban benar dan salah dari
siswa. Reinforcemen diberikan untuk
meningkatkan motivasi dan ketertarikan siswa pada program.
11.
Dapat digunakan Secara Klasikal atau
Individual
Pembelajaran
interaktif berbasis Web dapat digunakan oleh siswa secara individual, tidak
hanya dalam setting sekolah, tetapi juga di rumah,. Materi dapat diulang-ulang
sesuai kehendak siswa. Dapat pula digunakan secara klasikal dengan jumlah siswa
mks. 50 orang di ruang komputer, atau kelas biasa, dapat dipandu oleh dosen
atau cukup mendengarkan uraian narasi dari narator yang telah tersedia program.
C.
KEUNGGULAN
MULTIMEDIA INTERAKTIF
Proses
pengembangan multimedia interaktif
perlu dilakukan mengingat terdapat beberapa keunggulan dari media ini,
dibandingkan dengan media yang lainnya.
1.
Daya Coba Tinggi dan Latihan
Melalui
penggunaan modul media interaktif, memungkinkan peserta didik
(pengguna modul) untuk melakukan kegiatan interaktif dengan software, yang (merangsang) untuk
menumbuhkan sifat keingintahuan peserta diklat (pengguna modul), melalui
kegiatan mencoba beberapa kemungkinan yang dirancang sedemikian rupa, dan
menumbuhkan rasa ingin mempelajari modul lebih lanjut.
Untuk
pemahaman informasi yang membutuhkan banyak latihan dalam memahami konsep (contoh: pembuktian dalil phitagoras,
pembuktian pertumbuhan tanaman dengan penggunaan variasi pupuk, dll)
2.
Menumbuhkan Kreatifitas Mahasiswa
Rancangan
isi desain modul multimedia interaktif,
memberi peluang untuk menumbuhkan kreatifitas peserta diklat melalui kegiatan-kegiatan belajar
dengan menggunakan modul multimedia
interaktif.
3.
Visualisasi Informasi/Proses yang
Bersifat Abstrak (Tidak Kasat Mata)
Rancangan
isi dan desain modul multimedia
interaktif, merupakan visualisasi informasi/proses yang cenderung abstrak
(tidak kasat mata), jika ditampilkan melalui modul multimedia interaktif, akan memudahkan peserta memahaminya.
(contoh; proses pmbuahan hingga terjadinya bakal biji, penyebaran beban yang
terjadi pada balok, dll).
4.
Mengatasi Keterrbatassan Ruang dan
Waktu
Rancangan
isi dan desain modul multimedia
interaktif, merupakan tampilan (tayangan):
§ Informasi/proses
yang membutuhkan waktu yang lama dan khusus, untuk mengamati secara konkrit,
yang tidak dapat dilakukan pada waktu jam belajar (contoh; proses perkecambahan benih,
proses mutasi hewan, dll).
§ Informasi/proses
yang membutuhkan ruang (tempat dan peralatan) khuusus dalam mempelajari suatu
kompetensi/subkompetensi, yang tidak dapat dilakukan pada waktu belajar karena
akan membutuhkan biaya yang mahal (contoh;
pengoperasian pesawat udara, proses produksi semen protland, dll).
5.
Ada Stimulus – Respon
Rancangan
isi dan desain modul multimedia
interaktif, memberikan respon (umpan balik) secarra langsung terhadap
stimulus yang diberikan peserta diklat, sehingga peserta mendapatkan kejelasan
dan kebenaran/kepastian akan hasil yang dipelajari secara cepat.
6.
Meningkatkan Motivasi Bbelajar
Peserta Diklat
Rancangan
isi dan desain modul multimedia
interaktif (teks, grafis,animasi, dan audio) yang serasi, dapat menumbuhkan
motivasi belajar peserta diklat.
7.
Visualisasi Relevan dengan Materi
Rancangan
visual yang terdapat dalam multimedia
interaktif, harus relevan dan mendukung sepenuhnya terhadap materi
pembelajaran yang sedang dipelajari.
8.
Perbandingan; Teks, Visual (Grafis,
Video,/Film, Animasi) dan Audio
Rancangan
isi dan desain modul multimedia
interaktif, mengandung unsur; teks, visual (grafis, video/film, animasi)
dan audio dengan perrbandingan (7%, 55%, 38%), dimaksudkan bahwa dalam modul
multimedia interraktif lebih dominan unsur visual, kemudian audio, dan teks
yang paling minim.
9.
Kemasan Modul Multimedia Interaktif
Software modul
dikemas dalam bentuk CD, dengan spesifikasi komputer Pentium III, window 95 dan
berbasis web, dimaksudkan agar modul
multimedia interaktif dapat
digunakan di sekolah dengan kemampuan komputer yang dimiliki, dan akan
dimanfaatkan sebagai bahan yang akan diakses ke internet.
(Sumber: Buku
Media Pembelajaran, Karangan: Drs. Rudi
Susilana, M.Si. Dan Cepi Riyana, M.Pd.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar